Nanas di lereng Gunung Kelud mengalami peningkatan signifikan setelah empat kelompok tani sepakat membentuk koperasi. Petani dari kelompok Loh Jinawi, Tani Jaya, Tani Mulyo, dan Rukun Tani kini tergabung dalam Koperasi Langgeng Mulyo. Kesadaran untuk berserikat ini telah membantu nanas yang sebelumnya hanya dinikmati oleh masyarakat Kediri, kini mencapai pasar nasional.
Koperasi Langgeng Mulyo, yang didirikan pada tahun 1999, aktif mengelola produksi nanas di lahan seluas 7.650 hektar di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Melalui koperasi, kesejahteraan petani diatur bersama-sama dengan sistem penanaman, bibit, dan permodalan yang terintegrasi, sehingga nilai jual nanas tetap stabil. “Kami memastikan ada petani nanas yang panen setiap hari di Ngancar,” ujar Achmat Basuki, ketua umum Koperasi Langgeng Mulyo, pada Rabu, 19 Juni 2024.
Achmat, yang berusia 54 tahun, menjelaskan bahwa buah nanas memerlukan waktu sekitar 18 hingga 24 bulan dari tanam hingga panen. Para petani yang tergabung dalam koperasi tidak diperbolehkan menanam secara bersamaan, melainkan harus menjadwalkan tanam mereka dengan jarak satu tahun. Selama waktu kosong, mereka beralih menanam padi, jagung, atau cabai. Sejak berdirinya koperasi, penjualan nanas dari Ngancar semakin bersaing, dengan permintaan pasar yang tinggi dan hasil panen melimpah dari tiga varietas baru.
Baca juga : Resep Nasi Goreng Daging Ala Korea, Lezat dan Harum untuk Sarapan
Keuntungan koperasi juga dirasakan oleh Kamuji, petani nanas yang mengelola lahan seluas 3 hektar. Ia melaporkan peningkatan hasil panen setiap tahun dan kemudahan dalam penjualan berkat adanya tengkulak yang juga anggota koperasi. “Dengan adanya koperasi, kami tidak lagi khawatir harga jual yang rendah,” kata Kamuji, yang berusia 51 tahun.
Kamuji, salah satu anggota awal koperasi, juga mendapatkan manfaat dari program beasiswa koperasi. Anaknya, Bayu Adi Prasetyo, menerima beasiswa sebesar dua juta rupiah saat memasuki perguruan tinggi.
Selain beasiswa, koperasi juga memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu dan korban bencana. Misalnya, setelah letusan Gunung Kelud pada tahun 2014, koperasi menyediakan bantuan sembako untuk masyarakat Desa Ngancar. Program ini didanai oleh Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagikan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Koperasi Langgeng Mulyo juga berencana membangun rest area dan pusat perbelanjaan di satu lokasi. Di sana, nanas dan produk olahannya seperti serbuk bromelin dan tas dari serat daun nanas akan dipajang. Inovasi ini diharapkan dapat menambah pilihan pariwisata di kawasan Gunung Kelud.
sumber : kediripedia