Gereja Katolik ini terletak di kaki Gunung Wilis, tepatnya di Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, dan lebih dikenal sebagai Gereja Puhsarang. Bangunan gereja ini memiliki desain yang unik, menggabungkan elemen Eropa dan Jawa.
Gereja Puhsarang didirikan oleh Romo Jan Wolters CM pada tahun 1936, sebelum Indonesia merdeka. Proyek ini melibatkan bantuan dari arsitek terkenal, Henricus Maclaine Pont. Henricus mengintegrasikan elemen budaya Jawa ke dalam desain gereja, sementara Romo Wolters menambahkan simbolisme katekese iman Katolik. Romo Wolters adalah seorang misionaris Belanda yang memiliki penghormatan mendalam terhadap budaya Jawa. Arsitektur gereja ini merupakan gabungan dari gaya Katolik Roma dan gaya Jawa Majapahit.
Gereja ini tidak hanya menarik bagi pengunjung beragama Katolik, tetapi juga menarik minat wisatawan dari berbagai latar belakang agama yang tertarik dengan keindahan bangunan gereja tua ini. Selain gereja, terdapat juga Gua Maria dan jalan salib di lokasi tersebut.
Baca juga : Mengalahkan KKN di Desa Penari*, Film Badarawuhi Raih Satu Juta Penonton dalam 3 Hari
Pada Agustus 2024, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menetapkannya sebagai Cagar Budaya Nasional. Penetapan ini diharapkan akan meningkatkan daya tarik wisatawan dan peziarah yang mengunjungi gereja ini. Lokasinya sekitar 15 menit perjalanan dari pusat Kota Kediri.
Sumber : Radarkediri